Sebagai orang awam, pernahkah kita berpikir bahwa Kereta Api dan Kantor Pos akan berubah menjadi seperti saat ini? Kereta Api yang dulunya penuh dengan penumpang gelap kini mulai rapi, dan Kantor Pos yang kini memiliki banyak layanan, tidak hanya jasa pengiriman saja. Ya, itu strategi eksistensi agar tetap hidup. Pada jaman dahulu, kerata api dan bus menjadi moda transportasi yang seolah tidak akan akan pernah ditinggalkan oleh penumpangnya karena harga tiket pesawat masih terlalu mahal. Lalu muncul Lion Air dan Air Asia yang menjual tiket pesawat dengan harga yang lebih terjangkau yang membuat masyarakat kita berpikir, "sama-sama bayar tiga ratus ribu rupiah, mendingan naik pesawat sekalian". Dan penumpang yang masih setia dengan kereta api mulai kritis dan menuntut pelayanan yang lebih baik lagi. Akhirnya PT KAI sadar dengan kondisi saat ini yang menuntut perubahan besar-besaran. Maka saat ini kita bisa melihat pelayanan kereta api yang lebih baik. Adapun perubahan-perubahan yang dirasakan masyarakat antara lain: 1. Penumpang sesuai tempat duduk. Jadi sekarang tidak ada penumpang yang klesotan di lantai dan memenuhi jalan. Penumpang yang tidak memiliki tiket dilarang naik, kalau nekat siap-siap saja diturunkan di stasiun terdekat. Penumpang yang tertib dan rapi seperti ini tentu saja akan meningkatkan keamanan dan kenyamanan penumpang di dalam kereta api. 2. Sistem check-ini di stasiun. Hal ini untuk memastikan penumpang dan tiket sehingga pihak kereta api akan mengetahui jumlah penumpang dan identitas penumpang. Jika terjadi kecelakaan maka data korban akan lebih akurat karena tidak ada penumpang gelap. 3. Penjualan tiket kereta api melalui Alfamart, Indomart, dan agen tiket online untuk mengurangi calo. 4. Penjualan tiket mulai H-90. Pada jaman dulu kita baru bisa membeli tiket kereta api untuk H-30. Menurut saya ini keren sekali, kita sudah bisa membeli tiket untuk 3 bulan lagi. Dan bagi perusahaan ini jelas akan menyehatkan cashflow karena penumpang sudah jelas akan membayar tiket lebih awal. Tentu masih banyak lagi perubahan-perubahan yang ada, baik itu dari sisi internal perusahaan, maupun pelayanan, namun 4 perubahan di atas adalah perubahan yang langsung dirasakan oleh penumpang.
Contoh kasus kedua adalah PT Pos Indonesia. Pada masanya Pos Indonesia tidak memiliki pesaing, mulai dari surat sampai dengan paket dikirim melalui kantor pos. Hingga akhirnya muncul banyak PJT (Perusahaan Jasa Titipan) seperti TIKI dan JNE. Orang-orang yang merasa kurang puas dengan pelayanan kantor pos akhirnya memilih menggunakan jasa pengiriman paket seperti TIKI dan JNE. Namun masyarakat yang tinggal di daerah yang tidak terjangkau TIKI dan JNE tetap menggunakan kantor pos. Jika kantor pos tidak berbenah maka siap-siap saja core businessnya akan kalah bersaing dengan perusahaan ekspedisi yang lain. Dan menurut saya, beberapa tahun terakhir kantor pos telah melakukan perubahan yang signifikan. Adapun perubahan-perubahan di kantor pos antara lain:
1. Bangunan kantor pos kini terlihat lebih modern jika dilihat dari luar, dan ternyata interiornya juga sudah diperbaiki. Meja teller dan ruang tunggu didesain lebih manis, dan di beberapa kantor pos besar juga terdapat petugas-petugas yang manis yang siap melayani Anda.
2. Waktu pengiriman yang relatif cepat. Beberapa waktu lalu saya mengirim paket dari Purwakarta ke Jogjakarta, saya kirim Sabtu siang, dan Senin pagi kiriman saya sudah sampai di Jogja. Menurut saya sudah imbanglah dengan perusahaan ekspedisi seperti JNE dan TIKI.
3. Sistem tracking di pos kini juga sudah bisa dimanfaatkan untuk melacak status pengiriman paket. Fasilitas seperti ini juga ada di TIKI dan JNE.
4. Berbagai layanan jasa keuangan. Ini adalah strategi baru PT. Pos Indonesia untuk memperluas bidang usaha. Jadi saat ini kantor pos tidak hanya melayani pengiriman surat dan filateli saja, namun juga pembayaran listrik, telepon, tabungan e-batara pos, angsuran sepeda motor, tv kabel, western union, dsb. Itulah beberapa perubahan dari perubahan pada kantor pos dari sisi pelayanan kepada pelanggan.
Pada jaman dulu banyak perusahaan yang sudah terlalu nyaman dengan keadaan saat itu, hingga tidak menyadari bahwa musuh di luar sana sudah siap menyerang dengan produk dan layanan yang jauh lebih baik dan harga lebih murah. Karena sudah merasa cukup dengan yang ada, maka berhentilah ide-ide inovatif untuk terus mengembangkan bisnis. Dan ketika musuh benar-benar datang dan mengancam kelangsungan bisnisnya, baru mereka berpikir untuk berubah (baru berpikir, belum benar-benar berubah). Butuh waktu lama untuk bertransformasi dari budaya kerja yang lama menjadi budaya kerja yang baru. Banyak tuntutan yang kini harus dipenuhi. Banyak komplain yang harus siap diterima dan ditindaklajuti agar kepuasan pelanggan tetap terjaga. Dan yang lebih penting adalah harus selalu ada ide-ide segar untuk mengembangkan bisnis. Bagaimanapun ide dari perusahaan kompetitor harus dilawan dengan ide juga. Ide kreatif yang dibuat oleh kompetitor untuk menarik pelanggan, harus dilawan dengan ide yang jauh lebih kreatif dan memukai pelanggan. Jangan sampai lengah, karena musuh di luar sana sedang menanti saat yang tepat untuk menyerang.
Contoh kasus kedua adalah PT Pos Indonesia. Pada masanya Pos Indonesia tidak memiliki pesaing, mulai dari surat sampai dengan paket dikirim melalui kantor pos. Hingga akhirnya muncul banyak PJT (Perusahaan Jasa Titipan) seperti TIKI dan JNE. Orang-orang yang merasa kurang puas dengan pelayanan kantor pos akhirnya memilih menggunakan jasa pengiriman paket seperti TIKI dan JNE. Namun masyarakat yang tinggal di daerah yang tidak terjangkau TIKI dan JNE tetap menggunakan kantor pos. Jika kantor pos tidak berbenah maka siap-siap saja core businessnya akan kalah bersaing dengan perusahaan ekspedisi yang lain. Dan menurut saya, beberapa tahun terakhir kantor pos telah melakukan perubahan yang signifikan. Adapun perubahan-perubahan di kantor pos antara lain:
1. Bangunan kantor pos kini terlihat lebih modern jika dilihat dari luar, dan ternyata interiornya juga sudah diperbaiki. Meja teller dan ruang tunggu didesain lebih manis, dan di beberapa kantor pos besar juga terdapat petugas-petugas yang manis yang siap melayani Anda.
2. Waktu pengiriman yang relatif cepat. Beberapa waktu lalu saya mengirim paket dari Purwakarta ke Jogjakarta, saya kirim Sabtu siang, dan Senin pagi kiriman saya sudah sampai di Jogja. Menurut saya sudah imbanglah dengan perusahaan ekspedisi seperti JNE dan TIKI.
3. Sistem tracking di pos kini juga sudah bisa dimanfaatkan untuk melacak status pengiriman paket. Fasilitas seperti ini juga ada di TIKI dan JNE.
4. Berbagai layanan jasa keuangan. Ini adalah strategi baru PT. Pos Indonesia untuk memperluas bidang usaha. Jadi saat ini kantor pos tidak hanya melayani pengiriman surat dan filateli saja, namun juga pembayaran listrik, telepon, tabungan e-batara pos, angsuran sepeda motor, tv kabel, western union, dsb. Itulah beberapa perubahan dari perubahan pada kantor pos dari sisi pelayanan kepada pelanggan.
Pada jaman dulu banyak perusahaan yang sudah terlalu nyaman dengan keadaan saat itu, hingga tidak menyadari bahwa musuh di luar sana sudah siap menyerang dengan produk dan layanan yang jauh lebih baik dan harga lebih murah. Karena sudah merasa cukup dengan yang ada, maka berhentilah ide-ide inovatif untuk terus mengembangkan bisnis. Dan ketika musuh benar-benar datang dan mengancam kelangsungan bisnisnya, baru mereka berpikir untuk berubah (baru berpikir, belum benar-benar berubah). Butuh waktu lama untuk bertransformasi dari budaya kerja yang lama menjadi budaya kerja yang baru. Banyak tuntutan yang kini harus dipenuhi. Banyak komplain yang harus siap diterima dan ditindaklajuti agar kepuasan pelanggan tetap terjaga. Dan yang lebih penting adalah harus selalu ada ide-ide segar untuk mengembangkan bisnis. Bagaimanapun ide dari perusahaan kompetitor harus dilawan dengan ide juga. Ide kreatif yang dibuat oleh kompetitor untuk menarik pelanggan, harus dilawan dengan ide yang jauh lebih kreatif dan memukai pelanggan. Jangan sampai lengah, karena musuh di luar sana sedang menanti saat yang tepat untuk menyerang.